Kontrasepsi adalah metode atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Alat kontrasepsi bekerja dengan cara menghalangi sperma mencapai sel telur, mengganggu proses ovulasi, atau mencegah implantasi sel telur yang telah dibuahi. Penggunaan alat kontrasepsi umumnya dilakukan pasangan suami istri saat (pasutri) akan berhubungan intim.
Jenis alat kontrasepsi yang digunakan bervariasi, dengan keunggulan dan kekurangannya masing masing, serta cara pemakaian yang berbeda beda. Untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat, disarankan melakukan konseling dengan tenaga kesehatan yang berkompeten. Setelah mendapatkan penjelasan, pasangan suami istri dapat memutuskan sendiri metode kontrasepsi yang paling sesuai.
Lalu, apa saja jenis jenisnya dan pentingnya penggunaan alat kontrasepsi? Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 59 60 61 62 Kurikulum Merdeka: Penilaian Pengetahuan Bab 2 Halaman 4 Abu Paya Pasi akan Mundur dari Ketua MUNA, Penasehat PA, dan Tuha Peut Wali Nanggroe, Ini Alasannya Serambinews.com
Orang yang Sama, Fifi Lety ungkap Sosok yang Mau Menggagalkannya Maju Pilkada 2024 Posbelitung.co Cek Data Lengkap Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN dan Laman Resmi Instansi Bangkapos.com Ada berbagai jenis alat kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yang bervariasi, tergantung pada seberapa tepat penggunaannya.
Beberapa metode bisa didapatkan tanpa resep dokter. Sementara yang lain mungkin memerlukan saran medis atau bahkan tindakan bedah. Metode ini mencakup pil oral, implan, koyo, atau cincin kemaluan yang bekerja dengan melepaskan sejumlah kecil hormon untuk mencegah ovulasi. AKDR adalah alat yang dimasukkan ke dalam rahim dan melepaskan tembaga atau hormon (seperti Levonorgestrel) untuk mencegah sperma mencapai sel telur.
Metode ini dapat digunakan untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seks tanpa pengaman atau jika metode kontrasepsi gagal, dengan menggunakan pil atau IUD, dalam waktu hingga lima hari setelah kejadian. IUD adalah alat kontrasepsi berbentuk huruf T yang dipasang di rahim untuk mencegah pembuahan. Ada dua jenis utama, yaitu IUD tembaga seperti ParaGard yang bertahan hingga 10 tahun, dan IUD hormonal seperti Mirena yang perlu diganti setiap lima tahun.
Kondom pria dipasang pada kemaluan, sedangkan kondom wanita dipasang di dalam kemaluan. Keduanya berfungsi sebagai penghalang fisik yang mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Kondom pria mudah didapat, harganya terjangkau, dan melindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS), meskipun hanya dapat digunakan sekali pakai.
Sementara itu, kondom wanita memberikan perlindungan dari IMS, tetapi efektivitasnya lebih rendah dibandingkan kondom pria. Sterilisasi adalah metode permanen yang mencegah sperma pada pria dan sel telur pada wanita. Pilihan ini bersifat sukarela dan memerlukan pertimbangan matang.
6. Metode Amenore Laktasi Ini adalah metode kontrasepsi sementara untuk ibu baru yang belum mengalami menstruasi. Selama periode ini, sel telur tidak dilepaskan sehingga kehamilan tidak mungkin terjadi.
Metode ini dilakukan dengan menghitung masa subur wanita berdasarkan siklus menstruasi, pemeriksaan suhu tubuh, dan perubahan cairan kemaluan. Pil KB adalah metode kontrasepsi yang paling umum digunakan, mengandung hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah ovulasi. Terdapat dua jenis Utama, yakni pil KB kombinasi dan pil yang hanya mengandung progesteron.
Metode ini terbagi menjadi suntik tiga bulan dan satu bulan. Suntik KB dianggap lebih efektif daripada pil KB, tetapi harganya lebih mahal dan tidak melindungi dari penyakit menular seksual. Implan adalah alat kontrasepsi berbentuk seperti batang korek api yang dipasang di bawah kulit, biasanya di lengan atas.
Implan melepaskan hormon progestin dan bisa mencegah kehamilan hingga tiga tahun, meski harganya relatif mahal dan tidak melindungi dari IMS. Untuk mendapatkan alat kontrasepsi, seperti kondom pria bisa dibeli di apotek dan minimarket terdekat, sedangkan alat kontrasepsi untuk wanita, bisa didapatkan di puskesmas, klinik, bidan, atau rumah sakit terdekat. Kasus kehamilan yang tidak direncanakan sudah banyak terjadi dan seringkali berakhir dengan tindakan aborsi, yang dapat membahayakan kesehatan ibu.
Penggunaan alat kontrasepsi dapat menjadi solusi untuk mengatur jarak kelahiran, sehingga dapat mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan. Perencanaan kehamilan yang baik dapat membantu perkembangan anak. Dengan perencanaan yang tepat, anak dapat menerima lebih banyak perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, terutama selama masa pertumbuhan.
Ibu juga bisa lebih optimal dalam memberikan air susu ibu (ASI). Hal ini berbeda dengan situasi di mana keluarga memiliki banyak anak dengan jarak yang dekat. Penggunaan alat kontrasepsi membantu menjarangkan kehamilan atau menjaga jarak kelahiran.
Ini tidak hanya mengurangi risiko kematian ibu dan bayi akibat jarak kelahiran yang terlalu dekat atau kehamilan yang terlalu sering, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup keluarga, terutama dalam hal perekonomian keluarga. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.